Selasa, 15 Januari 2013

LOMBA SUMPIT MEMPERINGATI HARI JUANG KARTIKA

            Minggu 16 Desember 2012, pangdam XII Tanjungpura mengadakan perlombaan sumpit untuk memperingati hari juang kartika. Selain itu, perlombaan ini juga dijadikan sebagai sarana untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. Peserta dari perlombaan ini adalah atlet-atlet sumpit dari seluruh kabupaten di Kalimantan Barat dan para tentara( memang diwajibkan ).
Sumpit adalah salah satu senjata suku Dayak yang digunakan untuk berburu dan digunakan sebagai alat perang. Sumpit berbentuk bulat memanjang atau seperti tabung. Panjangnya berkisar antara 1,5 sampai dua meter dengan diameter dua sampai tiga sentimeter. Fungsi sumpit sekarang bukanlah sebagai alat perang lagi, melainkan sebagai salah satu cabang olahraga yang diperlombakan di daerah-daerah.
Lomba sumpit diawali dengan upacara pembuka yang dimulai pukul 08.00 WIB. Setelah upacara, kegiatan dilanjutkan dengan perlombaan. Perlombaan berlangsung dengan lancar dan tepat sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. Pada perlombaan ini, SMA Pangudi Luhur Santo Yohanes diwakili oleh Ibu Deasy Maria  A,S.Psi (guru BK), Irene Indri Astuti dari kelas XI IPA dan Karolina dari kelas XI IPS 3. Perlombaan ini merupakan perlombaan pertama bagi Irene dan Karolina pada olahraga sumpit, sehingga mereka tidak memasang target juara, melainkan menjadikan perlombaan ini sebagai sarana untuk mengasah keterampilan. Kegiatan diakhiri dengan upacara penutup yang ditutup oleh Kasdam XII/Tpr brigjen TNI Robby Win Kadir. Pada akhir upacara penutupan, para pemenang dari lomba sumpit dibacakan. Suasana yang awalnya tenangpun kini menjadi tegang. Kota Singkawang keluar sebagai juara umum dengan total mendali sebanyak delapan buah. Mendali tersebut antara lain, dua mendali emas, empat mendali perak dan dua mendali perunggu. Sedangkan kabupaten Ketapang mendapatkan dua mendali, yaitu satu mendali emas dan satu mendali perunggu. SMA Pangudi Luhur Santo Yohanes hanya mendapatkan juara harapan satu yang diraih oleh Ibu Deasy Maria A,S.Psi atau biasa dipanggil Bu Deasy. Kemudian para pemenang dibagikan piala bergilir, mendali dan uang pembinaan.
Pada saat berlangsungnya lomba sumpit, suasana kekeluaragaan begitu terasa bagi para atlet sumpit ( peserta lomba sumpit ). Suasana kekeluargaan tersebut tercipta karena adanya sikap ramah dan perduli dari para anggota militer. Tentunya sangat jauh dari perkiraan kita yang menganggap bahwa anggota militer itu memiliki sifat yang kaku dan terlalu disiplin. Hal inilah yang menjadi kesan tersendiri bagi para atlet sumpit.
“saya berharap, anak-anak muda terutama anak Yohanes yang memang tertarik, itu lebih bagus. Supaya kita jangan disibukan dengan kegiatan-kegiatan diluar yang tidak terlalu berguna atau negatif, misalnya kebut-kebutan dan mabuk-mabukan. Ini salah satu budaya tradisional yang harus kita bina dan harus kita kembangkan” itulah pesan dari Bu Deasy yang merupakan penutup dari wawancara tim jurnalistik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar